Selasa, 26 Juni 2012

Mitos Ular Naga di Wisata Bledug Kuwu Purwodadi

Pernakah Anda mendengar Bledug Kuwu? Mungkin sebagian orang yang tinggal dekat dengan Semarang, Purwodadi, Surakarta, Cepu, Blora, Salatiga dan Kudus, tidak asing lagi dengan istilah tersebut. Secara etimologi Bledug Kuwu berasal dari bahasa Jawa yaitu ‘bledug‘ yang berarti ‘ledakan atau meledak‘ dan ‘kuwu‘ yang diserap dari kata ’kuwur‘ yang berarti ‘lari atau kabur atau berhamburan‘.

Terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Purwodadi, Propinsi Jawa Tengah. Bledug Kuwu merupakan sebuah fenomena gunung api lumpur (mud volcanoes) seperti halnya yang terjadi di Porong, Sidoarjo.

Bledug kuno sudah terjadi jauh sebelum jaman Kerajaan Mataram Kuno (732M-928M) sehingga masyrakat sekitar memiliki legenda turun temurun yang  diwariskan dari generasi ke generasi. Menurut cerita turun temurun yang beredar di kalangan masyarakat Purwodadi, Bledug kuwu terjadi karena adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan laut Selatan.

Konon lubang itu adalah jalan pulang Joko Linglung dari Laut Selatan menuju kerajaan Medang Kamulan setelah mengalahkan Prabu Dewata Cengkar yang telah berubah menjadi buaya putih di Laut Selatan. Joko Linglung konon bisa membuat lubang tersebut karena dia bisa menjelma menjadi ular naga yang merupakan syarat agar dia diakui sebagai anaknya.

Menurut catatan sejarah Desa Kuwu yang pada masa Kerajaan Sanjaya (Mataram Kuno, 732M – 928M), dalam sejarah merupakan kota kecil yang penting pada Masanya. Desa Kuwu merupakan bekas Ibukota Kawedanan Kradenan. Pada jaman kerajaan Mataram ini, pernah beribukota di Medangkamulan (Medang I Bumi Mataram) yang berjarak 1,5 km dari Kuwu.

Bledug Kuwu yang dapat disaksikan sampai saat ini merupakan letupan gas pada endapan lempung yang terkumpul secara berkala. Endapan lempung yang cukup tebal yang bagian dalamnya terakumulasi gas sehingga terbentuk ruangan yang cukup tebal dibawah tanah.

Ruangan yang terbentuk memberikan tempat untuk terkumpulnya air formasi yang asin dan ikut keluar saat terjadi letupan gas setinggi 1 meter hingga 5 meter dengan interval beberapa jam. Bahkan menurut penduduk setempat, dulu tinggi letupan Bledug Kuwu dapat mencapai 10 meter dengan interval 5 menit.

Bledug Kuwu sendiri merupakan bagian dari obyek wisata yang menarik dan selalu ramai. Letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan berlangsung secara hampir kontinyu ini terjadi pada daerah dengan diameter wilayah letupan 650 meter. Untuk menuju kawasan Bleduk Kuwu ini dapat ditempuh kurang lebih 23 km ke arah Timur (Cepu, Blora) dari Purwodadi.

1 komentar: