Selasa, 26 Juni 2012

Legenda Wisata Bledug Kuwu Purwodadi : Berdentum seperti Meriam

Bledug Kuwu: Kawah Lumpur Dengan Dentuman Seperti Meriam


http://kabarunikzz.files.wordpress.com/2011/06/bleduk-kuwu.jpg?w=356&h=264Indonesia memiliki banyak potensi wisata alam, salah satunya adalah tempat wisata Bledug Kuwu yang terletak di daerah Kabupaten Purwodadi Propinsi Jawa Tengah.
Jika di Amerika Serikat terdapat SALT LAKE ( padang garam ) yang berasal dari pendangkalan laut yang berubah menjadi daratan yang luas, di Purwodadi, Jawa Tengah terdapat dangkalan laut sekaligus merupakan keajaiban alam yang tidak dimiliki oleh negara – negara lain, namanya “bledug kuwu”. Lokasi ” bledug kuwu ” tepatnya berada di desa Kluwu kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
Bledug Kuwu adalah sebuah kawah lumpur (mud volcano) yang terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Propinsi Jawa Tengah. Tempat ini dapat ditempuh kurang lebih 28 km ke arah timur dari kota Purwodadi. Bledug Kuwu merupakan salah satu obyek wisata andalan di daerah ini, selain sumber api abadi Mrapen, dan Waduk Kedungombo. Obyek yang menarik dari bledug ini adalah letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan berlangsung terus-menerus secara berkala, antara 2 dan 3 menit.
Suaranya yang secara periodik meletupkan bunyi bledug ( seperti meriam ) dari gelembung lumpur bersamaan dengan keluarnya asap, gas dan air garam. Melalui proses tersebut menjadikan daratan bledug yang dulunya berada di dasar laut, sekarang menjadi daratan dengan ketinggian kurang lebih 53 meter dari permukaan laut. Luas arealnya 45 Ha dengan suhu minimum 31 derajat celcius.
Untuk menuju lokasi tempat wisata “bledug kuwu” kita harus menepuh jalan darat dari Semarang melalui Purwodadi sampai di desa Kluwu. Sepanjang perjalanan kita dapat menyaksikan pemandangan alam berupa hamparan sawah yang hijau dan langit yang biru. Pemandangan bukit – bukit yang indah sepanjang perjalanan menuju “bledug kuwu” juga membuat perjalanan kita tidak membosankan.
Sesampai di “bledug kuwu”, ada perbedaan yang sangat berbeda, jika selama perjalanan kita disuguhi pemandangan alam yang indah dan subur, di “bledug kuwu” lokasinya tandus, panas dan tidak subur, tapi hal ini juga merupakan daya tarik tersendiri. Selain menikmati keindahan “bledug kuwu” di tempat ini banyak terdapat beberapa penduduk yang mencari nafkah dari “bledug kuwu” dengan memanfaatkan sumber “bledug kuwu” menjadi garam dapur. Kemasyuran rasa garam “bledug kuwu” tercatat didalam sejarah keraton Surakarta. Hal ini dapat dibuktikan melalui berbagai keterangan dari masyarakat sekitarnya. Didaerah ini terdapat gunungan – gunungan kecil yang puncaknyanya mengeluarkan lumpur berwarna kekuning kuningan.
“Bledug kuwu” mempunyai keistimewaan tersendiri, berdasarkan peta geologi Dr.AJ Panekoek, bahwasanya tanah – tanah yang ada bledugnya adalah jenis Alvuial Plains(tanah endapan atau tanah mengendap) bersamaan dengan meletupnya bledug, keluarlah uap, gas dan garam. Suara bledug terjadi dari muntahnya lumpur dari kawah. Lumpur yang keluar berwarna kelabu atau kelabu kehitam – hitaman, tetapi akan berwarna putih jika dicampur dengan air dan jika diendapkan akan air endapan “bledug kuwu” adalah tanah kapur dan tepat sekali jika disitu dulunya laut kemudian menjadi daratan, karena erosi dari gunung kapur sudah tentu endapannya mengandung kapur.
Menurut cerita turun temurun yang beredar di kalangan masyarakat setempat, Bledug Kuwu terjadi karena adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan Laut Selatan (Samudera Hindia). Konon lubang itu adalah jalan pulang Joko Linglung dari Laut Selatan menuju kerajaan Medang Kamulan setelah mengalahkan Prabu Dewata Cengkar yang telah berubah menjadi buaya putih di Laut Selatan. Joko Linglung konon bisa membuat lubang tersebut karena dia bisa menjelma menjadi ular naga yang merupakan syarat agar dia diakui sebagai anaknya Raden Aji Saka

Foto Foto dari Wisata Bledug Kuwu Purwodadi

Mitos Ular Naga di Wisata Bledug Kuwu Purwodadi

Pernakah Anda mendengar Bledug Kuwu? Mungkin sebagian orang yang tinggal dekat dengan Semarang, Purwodadi, Surakarta, Cepu, Blora, Salatiga dan Kudus, tidak asing lagi dengan istilah tersebut. Secara etimologi Bledug Kuwu berasal dari bahasa Jawa yaitu ‘bledug‘ yang berarti ‘ledakan atau meledak‘ dan ‘kuwu‘ yang diserap dari kata ’kuwur‘ yang berarti ‘lari atau kabur atau berhamburan‘.

Terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Purwodadi, Propinsi Jawa Tengah. Bledug Kuwu merupakan sebuah fenomena gunung api lumpur (mud volcanoes) seperti halnya yang terjadi di Porong, Sidoarjo.

Bledug kuno sudah terjadi jauh sebelum jaman Kerajaan Mataram Kuno (732M-928M) sehingga masyrakat sekitar memiliki legenda turun temurun yang  diwariskan dari generasi ke generasi. Menurut cerita turun temurun yang beredar di kalangan masyarakat Purwodadi, Bledug kuwu terjadi karena adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan laut Selatan.

Konon lubang itu adalah jalan pulang Joko Linglung dari Laut Selatan menuju kerajaan Medang Kamulan setelah mengalahkan Prabu Dewata Cengkar yang telah berubah menjadi buaya putih di Laut Selatan. Joko Linglung konon bisa membuat lubang tersebut karena dia bisa menjelma menjadi ular naga yang merupakan syarat agar dia diakui sebagai anaknya.

Menurut catatan sejarah Desa Kuwu yang pada masa Kerajaan Sanjaya (Mataram Kuno, 732M – 928M), dalam sejarah merupakan kota kecil yang penting pada Masanya. Desa Kuwu merupakan bekas Ibukota Kawedanan Kradenan. Pada jaman kerajaan Mataram ini, pernah beribukota di Medangkamulan (Medang I Bumi Mataram) yang berjarak 1,5 km dari Kuwu.

Bledug Kuwu yang dapat disaksikan sampai saat ini merupakan letupan gas pada endapan lempung yang terkumpul secara berkala. Endapan lempung yang cukup tebal yang bagian dalamnya terakumulasi gas sehingga terbentuk ruangan yang cukup tebal dibawah tanah.

Ruangan yang terbentuk memberikan tempat untuk terkumpulnya air formasi yang asin dan ikut keluar saat terjadi letupan gas setinggi 1 meter hingga 5 meter dengan interval beberapa jam. Bahkan menurut penduduk setempat, dulu tinggi letupan Bledug Kuwu dapat mencapai 10 meter dengan interval 5 menit.

Bledug Kuwu sendiri merupakan bagian dari obyek wisata yang menarik dan selalu ramai. Letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan berlangsung secara hampir kontinyu ini terjadi pada daerah dengan diameter wilayah letupan 650 meter. Untuk menuju kawasan Bleduk Kuwu ini dapat ditempuh kurang lebih 23 km ke arah Timur (Cepu, Blora) dari Purwodadi.

Legenda Wisata Bledug Kuwu Purwodadi



Indonesia sangatlah
kaya akan keanekaragaman alam dan budayanya. Banyak sekali tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia ini yang tidak banyak orang tahu, salah satunya adalah Tempat Wisata Bledug Kuwu yang ada di daerah Purwodadi Jawa Tengah. Tempat wisata yang satu ini sangatlah unik, sangat berbeda dengan tempat wisata-wisata lainnya, tempat wisata ini bernama Bledug Kuwu. Bledug kuwu adalah sebuah fenomena gunung api lumpur (mud volcanoes) yang terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Purwodadi, Propinsi Jawa Tengah. Dapat ditempuh kurang lebih 28 km ke arah timur dari Purwodadi. Obyek yang menarik dari Bledug ini adalah letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan berlangsung secara hampir kontinyu.
Untuk melalui Tempat Wisata Bledug kuwu ini kita harus menempuh jalan darat, dari semarang melalu Purwodadi sampai ke desa Kluwu. Selama perjalanan kita disuguhi banyak sekali pemandangan alam yang sangat indah, hamparan sawah yang hijau dan langit yang biru. Pemandangan bukit-bukit yang begitu indah, sehingga perjalanan untuk menuju tempat wisata ini tidaklah terasa membosankan. Karena mata kita sangat segar karena memandang pemandangan alam yang serba hijau dan indah.
Sesampai di Bledug Kuwu, ada perbedaan yang sangat mencolok. Selama perjalanan kita disuguhi oleh pemandangan alam yang indah dan subur, tetapi sangat bertolak belakang dengan Bledug Kuwu. Daerah yang sangat tandus, panas, dan tidak subur. Tetapi ini menjadikannya sangat indah, dua sisi yang berbeda. Selain menikmati keindahan wisata Bledug Kuwu, ternyata disana banyak sekali penduduk desa yang mencari nafkahnya dari Bledug Kuwu sebagai petani garam. Dari sumber air garam bledug kuwu, petani garam mengolahnya hingga menjadi garam dapur. Kemashyuran rasa garam gledug kuwu pernah tercatat dalam sejarah keraton surakarta. Hal ini dapat dibuktikan melalui berbagai keterangan dari masyarakat sekitarnya. Didaerah ini terdapat gunungan-gunungan kecil yang puncaknya mengeluarkan lumpur berwarna kekuning kuningan.
Bledug Kuwu mempunyai keistimewaan tersendiri, bahwasanya tanah-tanah yang ada bledugnya adalah jenis Aluvial Plains (tanah endapatan atau tanah mengendap) bersamaan dengan meletupnya bledug, keluarlah uap, gas dan air garam. Suara bledug terjadi karena muntahnya kawah yang berupa lumpur dengan warna kelabu atau kelabu kehitam hitaman, tetapi kalau dicampur dengan air maka akan menjadi putih. Apabila diendapkan air endapan bledug kuwu adalah tanah kapur dan tepat sekali apabila disitu dulunya laut kemudian menjadi daratan, karena erosi dari gunung kapur sudah tentu tanah endapannya mengandung kapur.
Di sisi lain, terdapat cerita legenda yang menyertai terbentuknya Bledug Kuwu. Menurut cerita turun temurun yang beredar di kalangan masyarakat disitu, Bledug kuwu terjadi karena adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan laut Selatan. Konon lubang itu adalah jalan pulang Joko Linglung dari Laut Selatan menuju kerajaan Medang Kamolan setelah mengalahkan Prabu Dewata Cengkar yang telah berubah menjadi buaya putih di Laut Selatan. Joko linglung konon bisa membuat lubang tersebut karena dia bisa menjelma menjadi ular naga yang merupakan syarat agar dia diakui sebagai anaknya.
Begitulah Bledug Kuwu, sebuah potensi wisata daerah yang jika dikembangkan lebih luas lagi akan menjadi salah satu fenomena alam yang potensial untuk dikembangkan dan menjadi andalan pariwisata Indonesia.

Wisata Bledug Kuwu Purwodadi ..keajaiban tambang garam

Mud Volkano Kuwu (Bledug Kuwu)


Erupsi Bledug KuwuBledug Kuwu adalah sebuah fenomena gunung api lumpur (mud volcanoes) seperti halnya yang terjadi di Porong, Sidoarjo, tetapi sudah terjadi jauh sebelum jaman Kerajaan Mataram Kuno (732M – 928M). Terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Purwodadi, Propinsi Jawa Tengah. Obyek yang menarik dari Bledug ini adalah letupan-letupan lumpur yang mengandung garam dan berlangsung secara hampir kontinyu pada daerah dengan diameter ± 650 meter. Secara etimologi, nama Bledug Kuwu berasal dari Bahasa Jawa (karena memang adanya di tengah Jawa sih… :) , yaitu ‘bledug‘ yang berarti ‘ledakan / meledak‘ dan ‘kuwu‘ yang diserap dari kata ’kuwur‘ yang berarti ‘lari / kabur / berhamburan‘. Mungkin kalau adanya di Jawa Barat namanya akan menjadi ‘Mèlèdug Lumpat’, atau menjadi ‘Explode Run’ jika terdapat di Greenwich :) .

Lokasi Bledug Kuwu
Lokasi Bledug Kuwu dapat dilihat juga menggunakan Google Earth pada koordinat 7°07’03.90″LS, 111°07’17.61″BT seperti pada screenshot di atas. Bleduk Kuwu dapat ditempuh kurang lebih 23 km ke arah Timur (Cepu, Blora) dari Purwodadi.
Letupan Bledug KuwuBledug Kuwu merupakan letupan gas pada endapan lempung yang terkumpul secara berkala. Endapan lempung yang cukup tebal, dimana di bagian dalamnya terakumulasi gas sehingga terbentuk ruangan yang cukup tebal dibawah tanah. Ruangan yang terbentuk memberikan tempat untuk terkumpulnya air formasi yang asin dan ikut keluar saat terjadi letupan gas setinggi 1 – 5 meter dengan interval beberapa jam. Bahkan menurut penduduk setempat dulunya tinggi letupan Bledug Kuwu dapat mencapai 10 meter dengan interval 5 menit.
Kepundan Bledug Kuwu
Gas yang terdapat pada letupan Bledug Kuwu merupakan gas metan biogenik (biogenic methane gas) yang merupakan hasil dari proses diagenesis dan biasa terjadi pada kedalaman 0 sampai 4 km. Terbentuk dari sisa jasad mahluk hidup serta aktifitas jasad renik anaerob pada kondisi temperatur tinggi (± 100 – 125°C) dan tekanan dari beban sedimen diatasnya. Untuk keterangan tentang terjadinya proses diagenesis silahkan baca kembali artikel saya tentang Proses Pembentukan Minyak Bumi.
Tambang garam Bledug Kuwu
Air formasi yang ikut terbawa keluar saat terjadi letupan gas mempunyai kadar garam (salinitas) yang tinggi dan sangat potensial untuk diolah menjadi garam dapur. Kelebihan garam dapur volcano ini adalah sudah mengandung yodium dengan kadar yang lebih tinggi dibandingkan garam dapur hasil olahan dari air laut, meskipun berpotensi mengandung sianida juga, sehingga relatif bisa langsung digunakan tanpa harus melalui proses penambahan yodium lagi kedalam garam.
Bekas kepundan Bledug KuwuSecara geologi, fenomena yang terjadi di daerah Kuwu disebut sebagai Mud Volcano atau gunung api lumpur. Setiap ekstrusi pada permukaan lempung atau lumpur Bledug Kuwu membentuk suatu kerucut yang diatasnya terdapat suatu telaga. Ekstrusi tersebut dibarengi dengan keluarnya gas dan air (kadang-kadang juga minyak) secara kuat, bahkan dengan suara ledakan. Seringkali gas yang dikeluarkan terbakar sehingga menyerupai gunung api. Sifat gunung api lumpur ini sangat tergantung kepada iklim dan juga jumlah lempung yang dikeluarkan.
Terjadinya gunung api lumpur biasanya berasosiasi dengan suatu keadaan geologi yang lapisan sedimennya belum tekompaksikan, mempunyai tekanan tinggi dan mengakibatkan timbulnya diapir dari serpih ataupun penusukan oleh serpih. Gejala tersebut juga sering berasosiasi dengan daerah yang disebut ‘over pressured area‘, yaitu daerah tekanan tinggi yang tekanan serpihnya lebih besar daripada tekanan hidrostatik, dengan demikian dapat menimbulkan kesulitan pemboran.
Mitos Bledug Kuwu
Kuwu yang pada masa Kerajaan Sanjaya (Mataram Kuno, 732M – 928M) dalam sejarah merupakan kota kecil tetapi penting pada masa itu. Letaknya masih dalam wilayah Kabupaten Grobogan. Kuwu adalah bekas Ibukota Kawedanan Kradenat. Pada jaman kerajaan Mataram pernah beribukota di Medangkamulan (Medang I Bumi Mataram) yang berjarak 1,5 km dari Kuwu.
Karena perkembangan ilmu pengetahuan saat itu belum mengenal metodologi ilmiah untuk mencari tahu tentang Bledug Kuwu, maka pendekatan yang paling kondusif saat itu adalah melalui mitos, dan sebagian orang sampai sekarang masih mempercayai mitos Bledug Kuwu tersebut.
Menurut cerita turun temurun yang beredar di kalangan masyarakat disitu, Bledug kuwu terjadi karena adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan laut Selatan. Entah kenapa setiap ada mitos kelautan mesti dihubungkan dengan laut selatan, meskipun tempatnya lebih dekat dengan laut utara pulau Jawa, seperti Bledug Kuwu yang sebenarnya lebih dekat dengan Pantai Kartini di Rembang atau Pantai di Pati daripada ke Parangtritis. Jauh sekali khan ?.
Konon lubang itu adalah jalan pulang Joko Linglung dari Laut Selatan menuju kerajaan Medang Kamulan setelah mengalahkan Prabu Dewata Cengkar yang telah berubah menjadi buaya putih di Laut Selatan. Joko Linglung konon bisa membuat lubang tersebut karena dia bisa menjelma menjadi ular naga yang merupakan syarat agar dia diakui sebagai anaknya.